LONGKI KEMAJUAN SULTENG

LONGKI KEMAJUAN SULTENG

KEAMANAN TERJAMIN

KEAMANAN TERJAMIN
Pilih No.Urut "3" Gubernur Sulteng

KAMPANYE LONGKI & SUDARTO

KAMPANYE LONGKI & SUDARTO
CAGUB SULTENG 2011-2016

For Executif Sulteng

For Executif Sulteng

Selasa, 22 Maret 2011

Hasil pooling Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) periode 2011-2016 melalui Short Message Service (sms)

PALU: Hasil pooling  Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) periode 2011-2016 melalui Short Message Service (sms)  yang dilaksanakan Radar Sulteng-Paramedia sepekan terakhir menunjukan pasangan Longki Djanggola dan Sudarto menempati posisi teratas.
Kandidat yang diusung partai koalisi yang dipimpin Partai Gerindra ini memimpin pooling di atas 50% memberikan optimisme yang tinggi bagi kubu Longkis singkatan pasangan (Longky-Sudarto) untuk memenangkan pemilu kepala daerah pada 6 April 2011.
“Kalau melihat partisipasi publik baik melalui SMS ataupun hasil survey lain yang dilakukan oleh lembaga survey resmi kami optimis akan meraih kemenangan dalam pemilihan gubernur Sulteng periode 2011-2016,” kata Marthen Tibe, eksekutif tim sukses Longkis kepada Bisnis-kti.com, minggu.
Marthen mengatakan hasil pooling yang dilakukan oleh Radar Sulteng sebagai koran indepeden dengan manggandeng Paramedia sebuah seperusahaan conten provider adalah sesuatu yang positif dalam pelaksanaan pesta demokrasi di daerah ini.
“Kami tidak setuju jika pooling ini dianggap tidak mewakili suara masyarakat.  Jika masyarakat mendukung calon si A, pasti mereka akan berpartisipasi mendukungnya melalui SMS. Jika ada calon yang hasil pooling rendah, tentu karena partisipasi publik terhadap calon itu kecil,” tegasnya lagi.
Sampai dengan posisi Minggu, hasil pooling sms Radar Sulteng dan Paramedia menyebutkan bahwa posisi Longkis masih di atas 50%, sedangkan pasangan Rendy Lamadjido-Paliudju (Rela) 20%, menyusul pasangan Ahmad Yahya- Ma’ruf Bantilan (AYMB) 13%, sedangkan Amiunuddin-Lucyana Bakulu(Adil) barau 12%, dan Sahbuddin Mustafa-Faizal Mahmud (Safa) di bawah 3%

EMPAT HIMBAUAN MORAL BAGI KANDIDAT GUBERNUR SULTENG

EMPAT HIMBAUAN MORAL BAGI KANDIDAT GUBERNUR SULTENG

PDFCetakEmail
PALU – Menjelang pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sulteng, 6 April 2011, kalangan tokoh agama melalui Forum Lintas Tokoh Agama, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah dan Panwaslukada Sulteng, mengeluarkan empat himbauan moral bagi kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan bertarung nanti. Himbauan moral dikeluarkan secara bersama ini dilakukan, Sabtu (19/3), di Kantor Panwaslukada Sulteng.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah Habib Saggaf Aldjufri dalam sambutannya mengatakan untuk menjaga pemilihan gubernur dan wakil gubernur periode 2011-2016, masyarakat dihimbau untuk menjaga perayaan demokrasi ini agar berjalan dengan lancar dan kondusif. Menurutnya, hajatan demokrasi yang akan digelar april mendatang, diharapkan semua warga masyarakat Sulteng agar tetap menjaga stabiliitas dan tidak mudah terprovokasi yang dapat mengganggu jalannya Pemilukada kali ini.
“Kita berharap, masyarakat diminta agar tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang dapat merusak jalannya pesta demokrasi ini,” ungkapnya.
Wakapolda Sulteng Kombes Pol Ari Dono menjelaskan, pihaknya selaku pemegang kendali pengamanan dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur  Sulteng, kali ini tetap fokus untuk menjaga stabilitas   suhu politik yang mulai meningkat. Dimana tahapan pemilukada kali ini, kata Ari Dono, sudah memasuki tahapan kampanye yang akan dimulai Minggu (20/3) besok.
“Kami siap untuk pengamanan untuk pilgub. Untuk menjaga situasi Sulteng tetap kondusif menjelang pencoblosan, masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu yang dapat merusak jalannya pilgub ini,” tegasnya.
Empat point himbauan moral dari Tokoh Lintas Agama bersama Panwaslukada Sulteng dan Kepolisian Daerah Sulteng yakni;  
Pertama, agar pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur Sulteng dilaksanakan aman dan tertib pada seluruh tahapannya;
Kedua, melaksanakan kegiatan kampanye secara lebih arif, sopan dan bertanggungjawab serta tidak mengganggu ketertiban masyarakat dan keterlibatan lalulintas;
Ketiga, kepada para calon gubernur dan wakil gubernur Sulteng untuk melakukan kompetisi secara damai tanpa kekerasan dan tidak melakukan tindakan yang menghalalkan segala cara yang melanggar undang-undang dan peraturan mengenai pemilihan umum kepala daerah dengan perbuatan yang mencoba mencederai kedaulatan rakyat, dengan cara money politic, penyalahgunaan jabatan dan kewenangan, intimidasi, mark-up dan manipulasi suara, karena tidak akan mendapatkan Ridho dari Tuhan Yang Maha Esa; dan
Keempat, kepada para seluruh masyarakat Sulawesi Tengah untuk ikut serta mengawasi pelaksanaan pemilu gubernur dan wakil gubernur 2011 dan menggunakan hak pilihnya secara cerdas pada tanggal 6 April 2011.
Dalam pertemuan yang dihadiri wartawan, turut dihadiri Wakapolda Sulteng Kombes Pol Ari Dono Sukmanto, Ketua MUI Habib Saggaf Aldjufri, Ketua PDHI, Ketua KPU, Ketua PGI, Ketua Walubi, Ketua Panwaslukada. (bp022/bp009)

Selasa, 15 Maret 2011

MotoGP Imbas Bencana, GP Jepang Ditunda

MotoGP
Imbas Bencana, GP Jepang Ditunda
Penulis: Aloysius Gonsaga AE | Editor: Aloysius Gonsaga Angi Ebo
Selasa, 15 Maret 2011 | 19:48 WIB
Dibaca: 1824
SPORTRIDER Sirkuit Twin Ring Motegi
KOMPAS.com - Gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang pada pekan lalu, memberikan imbas terhadap perhelatan MotoGP 2011 di negara tersebut. Balapan di Sirkuit Twin Ring Motegi, yang menurut jadwal akan berlangsung pada 24 April mendatang, terpaksa ditunda.
Menurut MCN, balapan di Jepang tersebut akan ditunda hingga 2 Oktober. Dengan demikian, GP Jepang akan mendahului balapan di Phillip Island dan Sepang, yang baru akan jadi penyelenggara pada 16 dan 23 Oktober.
Dorna, selaku pemegang hak siar MotoGP, memiliki pilihan untuk mengubah jadwal di Motegi setelah berkonsultasi dengan manajemen sirkuit. Pasalnya, ada waktu kosong yang cukup panjang di kalender setelah balapan di Motorland Aragon, 18 September, dengan Phillip Island.
Sebenarnya, Sirkuit Motegi, yang terletak antara Tokyo an Mito, tak mengalami kerusakan parah akibat gemba bumi dengan magnitude 8,9 tersebut. Hanya saja, kota terdekat dengan sirkuit tersebut hancur, sehingga diambillah keputusan untuk menunda balapan di sana.
Dengan penundaan tersebut, maka ini adalah kali kedua GP Jepang mengalami perubahan jadwal. Tahun lalu, balapan di sini juga harus ditunda dari April ke Oktober, menyusul letusan gunung berapi di Islandia, yang membuat penerbangan dari Eropa dan Timur Jauh terganggu.

Korban Tsunami Keluarga ABK Hilang Mengadu ke DPRD

Korban Tsunami
Keluarga ABK Hilang Mengadu ke DPRD
Penulis: K5-11 | Editor: Tri Wahono
Selasa, 15 Maret 2011 | 23:14 WIB
Dibaca: 379
REUTERS Tak ada tempat untuk lari. Gelombang besar air hitam berbusa melewati tanggul di Miyako.
KULONPROGO, KOMPAS.com - Perwakilan keluarga Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di Jepang mengadukan nasibnya kepada DPRD Kulonprogo. Pascatragedi tsunami, keluarga ini tidak bisa menghubungi anaknya. Mereka berharap Pemkab Kulonprogo membantu mencari kabar tentang nasib anak-anaknya.
Kedatangan keluarga TKI ini ditemui oleh komisi IV DPRD Kulonprogo. Mereka mengadukan permasalahan yang telah membuat keluarga ini resah. Semenjak tsunami, keluarga yang ada di Kulonprogo cukup resah dan pasrah. Beberapa kali menghubungi nomor telepon yang diberikan tidak bisa.
"Kita berharap Dewan bisa membantu kami. Kita tak tahu harus kemana lagi meminta bantuan," tutur Ngadiman ketua rombongan. Menurutnya, anak-anaknya bekerja di Jepang semenjak 2009 silam. Setelah lulus dari SMK Temon jurusan kelautan, mereka tertarik untuk mendaftarkan sebagai ABK pada kapal penangkap ikan di Jepang. Mereka berangkat melalui PT Pumi yang berkoordinasi dengan sekolah. "Kontak terakhir beberapa hari sebelum ada tsunami,"tambahnya.
Sementara itu Ketua Komisi IV Yusron Martofa berjanji untuk membantu mencarikan informasi. Dewan akan berkoordinasi dengan Dinsosnakertrans dan Dinas pendidikan untuk menindaklanjuti masalah yang muncul. "Mereka adalah adik-adik kita, dan kita sudah koordinasi dengan pemkab untuk membantu mencari informasi terkini," jelasnya.

Inilah kisah yg selamat dari Tsunami Jepang

SEORANG perempuan berusia 70 tahun ditemukan hidup, empat hari setelah gempa dan tsunami mengguncang Jepang. Juru bicara Dinas Pemadam Kebakaran Osaka, Jepang barat, Yuko Kotani, mengatakan, perempuan itu ditemukan di dalam rumahnya yang tersapu tsunami di Prefektur Iwate, Jepang timur laut. Para petugas penyelamat dari Osaka dikirim ke daerah itu untuk operasi penyelamatan.
Perempuan tersebut, namanya tidak disebutkan, sadar, tetapi menderita hipotermia dan sedang dirawat di rumah sakit. Berita penyelamatannya itu merupakan kabar menggembirakan di antara kisah-kisah sedih korban bencana. Dua hari sebelumnya, seorang pria berusia 60 tahun diselamatkan dari atap rumahnya yang terseret dan mengapung di laut. Hiromitsu Shinkawa ditemukan oleh kapal perusak Kementerian Pertahanan Jepang sekitar 15 kilometer dari pantai.
Rumah Shinkawa di kota Minami Soma, Prefektur Fukushima, tercabut dari fondasinya dan tersapu ke laut oleh arus balik tsunami. Dia terlihat melambai-lambaikan sepotong kain merah sambil berpegang erat pada reruntuhan rumahnya. Shinkawa mengatakan, tsunami menghantam saat dia dan istrinya kembali ke rumah untuk membawa beberapa harta benda setelah gempa. Istrinya tersapu dan hilang.
”Beberapa helikopter dan kapal lewat, tetapi melihat saya. Saya kira hari itu akan menjadi hari terakhir dalam hidup saya,” kata Shinkawa, dikutip oleh seorang juru bicara badan pertahanan. ”Saya lari setelah mendengar tsunami datang, tetapi kembali lagi untuk mengambil sesuatu dari rumah. Saya selamat karena berpegang erat pada atap rumah saya,” ujarnya lebih lanjut.
Shinkawa dilaporkan dalam kondisi baik setelah dibawa ke rumah sakit dengan helikopter.
Para lansia pun selamat
Kaori Ohashi juga selamat dari bencana alam gempa dan tsunami itu. Ohashi menyaksikan dengan kengerian saat gelombang lumpur penuh puing menghantam rumah-rumah dan meratakan ladang-ladang. Dia bergegas ke arah rumah perawatan lansia tempatnya bekerja.
Dia melihat mobil-mobil dan pengemudinya terlempar oleh arus air yang mengamuk itu. Korban-korban lain berpegang erat pada pohon-pohon sebelum tsunami menyeret mereka. ”Saya kira hidup saya selesai,” kata Ohashi saat menceritakan kisah dua malam yang mengerikan terperangkap di dalam panti dengan 15 tenaga staf dan 200 lansia setelah bencana hari Jumat lalu itu.
Ohashi (39), ibu dua anak, kini tinggal di sebuah sekolah di Sendai, ibu kota Prefektur Miyagi, bersama 400 pengungsi lainnya. Setiap kali gempa susulan mengguncang gedung, dia melompat untuk memeluk putrinya yang berusia dua tahun.
Hari Jumat, saat lantai satu dari panti itu dipenuhi air berwarna gelap, Ohashi dan rekan-rekan kerjanya berjuang membawa para lansia ke lantai dua dan tiga.
Ohashi dan rekan-rekannya terus sibuk mengurus para lansia itu, memberi mereka makan sedikit tuna kaleng dan sedikit roti dengan senter. Dalam gelap gulita, para tenaga staf membantu para lansia tidur di tikar.
”Kami dalam isolasi total. Kami takut meninggalkan panti karena tsunami dan gempa bisa sewaktu-waktu terjadi,” kata Ohashi yang kemudian bisa menghubungi putranya yang berusia 12 tahun lewat telepon seluler.
Hari Minggu, saat air sudah surut, sebuah tim penyelamat darurat tiba di rumah perawatan itu. Mereka membuka jalan bagi para lansia untuk menyelamatkan diri. Tak ada yang cedera.
Ohashi bertemu keluarganya di tempat penampungan di Sendai. ”Saya begitu gembira melihat putra dan putri saya. Saya tak punya kata-kata untuk mengungkapkannya. Saya begitu bahagia,” ungkapnya. (AP/AFP/DI)

KETANGGUHAN Jepang menghadapi tekanan tiga bencana besar sekaligus

KETANGGUHAN Jepang menghadapi tekanan tiga bencana besar sekaligus, yakni gempa bumi, tsunami, dan radiasi nuklir, memukau dunia. Reputasi internasional Jepang sebagai negara kuat mendapat pujian luas. Tak adanya penjarahan menguatkan citra ”bangsa beradab”.
Pemerintah Jepang, Selasa (15/3), terus memacu proses evakuasi dan distribusi bantuan ke daerah bencana yang belum terjangkau sebelumnya. Seluruh kekuatan dan sumber dayanya dikerahkan maksimal ke Jepang timur laut, daerah yang terparah dilanda tsunami.
Evakuasi korban tsunami berjalan seiring dengan evakuasi ribuan warga yang terancam terpapar radiasi nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi, utara Tokyo. Prefektur Fukushima juga termasuk salah satu daerah korban gempa dan tsunami yang terjadi pada Jumat lalu.
Televisi, media cetak, radio, dan situs berita online di seluruh dunia telah merilis bencana itu. Hal yang mengagumkan dunia, seluruh kejadian serta momen dramatis dan mendebarkan direkam televisi Jepang detik demi detik, sejak awal gempa, datangnya tsunami, hingga air bah itu ”diam”.
Jepang lalu mengabarkan drama amuk alam yang menyebabkan lebih dari 10.000 orang tewas dan 10.000 orang hilang itu ke seluruh dunia. Meski sempat panik, Jepang dengan cepat bangkit, mengerahkan seluruh kekuatannya, mulai dari tentara, kapal, hingga pesawat terbang. Jumlah tentara dinaikkan dua kali lipat dari 51.000 personel menjadi 100.000 personel. Sebanyak 145 dari 170 rumah sakit di seluruh daerah bencana beroperasi penuh.
Sekalipun kelaparan dan krisis air bersih mendera jutaan orang di sepanjang ribuan kilometer pantai timur Pulau Honshu dan pulau lain di Jepang, para korban sabar dan tertib menanti distribusi logistik. Hingga hari keempat pascabencana, Selasa, tidak terdengar aksi penjarahan dan tindakan tercela lainnya.
Associated Press melukiskan, warga Jepang tenang menghadapi persoalan yang ditimbulkan bencana. Sisi lain yang diajarkan masyarakat Jepang ialah sikap sabar meski mereka diliputi dukacita akibat kehilangan orang-orang terkasih. Mereka sabar menanti bantuan. Pemerintah bisa lebih tenang untuk fokus pada evakuasi, penyelamatan, dan distribusi logistik.
Bencana terbaru adalah bahaya radiasi nuklir akibat tiga ledakan dan kebakaran pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. Dari enam reaktor nuklir, empat di antaranya telah bermasalah. Jepang belajar dari kasus Chernobyl dan membangun sistem PLTN-nya lebih baik. Pemerintah menjamin tak akan ada insiden Chernobyl di Jepang.
”Perserikatan Bangsa-Bangsa belum mengambil langkah-langkah selama belum ada permintaan. Jepang adalah negara paling siap di dunia (menghadapi bencana),” kata Elisabeth Byrs, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), kepada Reuters.
Byrs melanjutkan, ”Jepang menanggapi tiga darurat sekaligus, yakni gempa, tsunami, dan ancaman nuklir, dan melakukannya dengan sangat baik.”
Para blogger dan pengguna situs jejaring sosial berbahasa Inggris memuji Jepang sebagai bangsa yang tabah (stoic) dan bertanya-tanya tentang kemampuan bangsa lain, terutama di Barat, jika diguncang tiga bencana besar sekaligus. Mereka memuji Jepang adalah sebuah bangsa yang hebat, kuat, dan beretika.
Profesor Harvard University, Joseph Nye, mengatakan, bencana telah melahirkan Jepang sebagai bangsa soft power. Istilah itu diciptakannya untuk melukiskan Jepang mencapai tujuannya dengan tampil lebih menarik bagi bangsa lain.
Saat bencana dan tragedi kemanusiaan mengundang simpati dari dunia Jepang, citra negara yang tertimpa bencana jarang mendapat keuntungan dari bencana tersebut. Pakistan, misalnya, menerima bantuan AS dan negara lain saat dilanda banjir bandang tahun lalu. Namun, bantuan individu sangat sedikit, yang disebabkan citra negeri itu di mata dunia. China dan Haiti juga menghadapi kritik atas penanganan gempa bumi tahun 2008 dan 2009.
Menghadapi kebutuhan akan dana rekonstruksi skala besar, Jepang masih menimbang tawaran internasional. ”Meski dilanda tragedi dahsyat, peristiwa menyedihkan, ada fitur-fitur yang sangat menarik dari Jepang,” kata Nye kepada AFP.
”Terlalu dini untuk memprediksi apakah mereka berhasil memulihkan ekonomi. Tetapi, dilihat dari jauh, rakyat Jepang memperlihatkan ketabahan saat krisis. Hal ini berbicara banyak soal Jepang di masa depan,” kata Wakil Direktur Center for Strategic and International Studies Nicholas Szechenyi.

KETANGGUHAN Jepang menghadapi tekanan tiga bencana besar sekaligus


Oleh: Pascal S Bin Saju
KETANGGUHAN Jepang menghadapi tekanan tiga bencana besar sekaligus, yakni gempa bumi, tsunami, dan radiasi nuklir, memukau dunia. Reputasi internasional Jepang sebagai negara kuat mendapat pujian luas. Tak adanya penjarahan menguatkan citra ”bangsa beradab”.
Pemerintah Jepang, Selasa (15/3), terus memacu proses evakuasi dan distribusi bantuan ke daerah bencana yang belum terjangkau sebelumnya. Seluruh kekuatan dan sumber dayanya dikerahkan maksimal ke Jepang timur laut, daerah yang terparah dilanda tsunami.
Evakuasi korban tsunami berjalan seiring dengan evakuasi ribuan warga yang terancam terpapar radiasi nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi, utara Tokyo. Prefektur Fukushima juga termasuk salah satu daerah korban gempa dan tsunami yang terjadi pada Jumat lalu.
Televisi, media cetak, radio, dan situs berita online di seluruh dunia telah merilis bencana itu. Hal yang mengagumkan dunia, seluruh kejadian serta momen dramatis dan mendebarkan direkam televisi Jepang detik demi detik, sejak awal gempa, datangnya tsunami, hingga air bah itu ”diam”.
Jepang lalu mengabarkan drama amuk alam yang menyebabkan lebih dari 10.000 orang tewas dan 10.000 orang hilang itu ke seluruh dunia. Meski sempat panik, Jepang dengan cepat bangkit, mengerahkan seluruh kekuatannya, mulai dari tentara, kapal, hingga pesawat terbang. Jumlah tentara dinaikkan dua kali lipat dari 51.000 personel menjadi 100.000 personel. Sebanyak 145 dari 170 rumah sakit di seluruh daerah bencana beroperasi penuh.
Sekalipun kelaparan dan krisis air bersih mendera jutaan orang di sepanjang ribuan kilometer pantai timur Pulau Honshu dan pulau lain di Jepang, para korban sabar dan tertib menanti distribusi logistik. Hingga hari keempat pascabencana, Selasa, tidak terdengar aksi penjarahan dan tindakan tercela lainnya.
Associated Press melukiskan, warga Jepang tenang menghadapi persoalan yang ditimbulkan bencana. Sisi lain yang diajarkan masyarakat Jepang ialah sikap sabar meski mereka diliputi dukacita akibat kehilangan orang-orang terkasih. Mereka sabar menanti bantuan. Pemerintah bisa lebih tenang untuk fokus pada evakuasi, penyelamatan, dan distribusi logistik.
Bencana terbaru adalah bahaya radiasi nuklir akibat tiga ledakan dan kebakaran pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. Dari enam reaktor nuklir, empat di antaranya telah bermasalah. Jepang belajar dari kasus Chernobyl dan membangun sistem PLTN-nya lebih baik. Pemerintah menjamin tak akan ada insiden Chernobyl di Jepang.
”Perserikatan Bangsa-Bangsa belum mengambil langkah-langkah selama belum ada permintaan. Jepang adalah negara paling siap di dunia (menghadapi bencana),” kata Elisabeth Byrs, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), kepada Reuters.
Byrs melanjutkan, ”Jepang menanggapi tiga darurat sekaligus, yakni gempa, tsunami, dan ancaman nuklir, dan melakukannya dengan sangat baik.”
Para blogger dan pengguna situs jejaring sosial berbahasa Inggris memuji Jepang sebagai bangsa yang tabah (stoic) dan bertanya-tanya tentang kemampuan bangsa lain, terutama di Barat, jika diguncang tiga bencana besar sekaligus. Mereka memuji Jepang adalah sebuah bangsa yang hebat, kuat, dan beretika.
Profesor Harvard University, Joseph Nye, mengatakan, bencana telah melahirkan Jepang sebagai bangsa soft power. Istilah itu diciptakannya untuk melukiskan Jepang mencapai tujuannya dengan tampil lebih menarik bagi bangsa lain.
Saat bencana dan tragedi kemanusiaan mengundang simpati dari dunia Jepang, citra negara yang tertimpa bencana jarang mendapat keuntungan dari bencana tersebut. Pakistan, misalnya, menerima bantuan AS dan negara lain saat dilanda banjir bandang tahun lalu. Namun, bantuan individu sangat sedikit, yang disebabkan citra negeri itu di mata dunia. China dan Haiti juga menghadapi kritik atas penanganan gempa bumi tahun 2008 dan 2009.
Menghadapi kebutuhan akan dana rekonstruksi skala besar, Jepang masih menimbang tawaran internasional. ”Meski dilanda tragedi dahsyat, peristiwa menyedihkan, ada fitur-fitur yang sangat menarik dari Jepang,” kata Nye kepada AFP.
”Terlalu dini untuk memprediksi apakah mereka berhasil memulihkan ekonomi. Tetapi, dilihat dari jauh, rakyat Jepang memperlihatkan ketabahan saat krisis. Hal ini berbicara banyak soal Jepang di masa depan,” kata Wakil Direktur Center for Strategic and International Studies Nicholas Szechenyi.

Jumat, 04 Maret 2011

KONSOLIDASI DEMOKRASI SULAWESI TENGAH (2) Kekerabatan di Balik Keterbukaan

KONSOLIDASI DEMOKRASI SULAWESI TENGAH (2) Kekerabatan di Balik Keterbukaan

Versi printer-friendly KONSOLIDASI DEMOKRASI SULAWESI TENGAH (2)
Kekerabatan di Balik Keterbukaan
Ilham Khoiri dan Reny Sri Ayu Taslim
Terik mentari menyengat Kota Palu, Minggu (20/2) sore. Cuaca gerah itu tak menyurutkan gairah ratusan orang memenuhi halaman kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tengah. Mereka menemani lima calon pasangan gubernur dan wakil gubernur yang sedang mengambil nomor undian.
Lima pasang calon duduk tenang di bawah tenda. Beberapa berusaha memasang senyum menawan. Setelah satu per satu mengambil nomor undian, setiap pasangan mengangkat nomor undian.
Pasangan Aminuddin Ponulele-Luciana Is Baculu, yang diusung Partai Golkar, mendapat nomor 1. Sahabuddin Mustapa-Faisal Mahmud (disokong 16 parpol nonparlemen) nomor 2. Longki Djanggola-Sudarto (PPP, Gerindra, Patriot, PDP, PKPB, Hanura) nomor 3. Rendy Lamadjido-Bandjela Paliudju (PAN, PDS, PKPI, PBR) nomor 4. Adapun Ahmad Yahya-Ma’ruf Bantilan (Partai Demokrat dan PKB) mendapat nomor 5.
”Siapa pun nanti pasangan yang menang atau kalah, itu kehendak rakyat,” kata Ketua KPU Sulteng Adam Malik. Khalayak menyambut seruan tersebut dengan teriakan dan lambaian bendera partai.
Sidang pleno terbuka itu menjadi bagian penting dari kemeriahan pesta demokrasi di Sulteng. Mekanisme pencalonan lewat partai politik dengan penghitungan perolehan kursi di DPRD sudah dilalui. Calon-calon diverifikasi dan ditetapkan. Begitu pula daftar pemilih yang mencapai 1,7 juta orang. Klimaksnya terjadi saat rakyat memberikan suara secara langsung pada 6 April nanti.
Sejauh ini semua prosedur demokrasi untuk memilih gubernur dan wakil gubernur periode 2011-2016 tersebut sudah dipenuhi. Semangat demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat seperti tinggal tunggu hasil saja. Namun, benarkah semangat demokrasi sudah benar-benar mewujud lewat Pemilu Gubernur Sulteng?
Masyarakat kelas menengah di provinsi itu punya jawaban sederhana: secara prosedural memang demokrasi sudah terlaksana, tetapi secara substansial masih dipertanyakan.
Sudah bukan rahasia lagi bagi warga Sulteng bahwa di balik proses demokrasi itu beroperasi yang disebut politik kekerabatan. Ini penentuan sikap politik berdasar pertimbangan klan, marga, dan kelompok keluarga.
”Meski calon-calon tampak menjalankan tahapan-tahapan demokrasi, tetapi di balik itu sebenarnya politik kekerabatan berperan penting. Ikatan-ikatan keluarga masih dimainkan untuk membangun kepercayaan, simpati, atau sekadar kedekatan pemilih terhadap calon,” kata pengamat sosial-politik Universitas Tadulako, Palu, Tahmidy Lasahido.
Persaingan klan itu mudah terbaca dalam Pemilu Gubernur-Wakil Gubenur Sulteng tahun 2011. Kali ini pertarungan berlangsung antara klan Ponulele, Paliudju, Djanggola, Lamadjido, Bantilan, dan Baculu
Aminuddin Ponulele, misalnya, adalah nama yang sudah hampir 20 tahun terakhir berkiprah di dunia politik. Sebelumnya dia menjabat sebagai Rektor Universitas Tadulako. Dia terpilih sebagai Gubernur Sulteng 2001-2006 lewat pemilihan DPRD. Kalah dalam pilkada gubernur langsung pada tahun 2006, Aminuddin masuk kembali di DPRD Sulteng lewat Pemilu 2009 dan menjadi Ketua DPRD Sulteng.
Tahun 2011 ini dia maju lagi menjadi calon gubenur dengan menggandeng Luciana Is Baculu. Dalam usia yang kini 72 tahun, dia merasa masih bugar. ”Hasil survei menunjukkan, popularitas saya masih tinggi,” katanya.
Ponulele termasuk marga besar di Lembah Palu yang meliputi Palu, Donggala, dan Sigi. Dari klan ini, bukan hanya Aminuddin yang berkiprah di pentas politik lokal, melainkan juga beberapa kerabatnya. Maklum, Aminuddin adalah Ketua Dewan Pimpinan Derah Partai Golkar Sulteng yang berpengaruh.
Calon lain, Bandjela Paliudju, juga orang lama. Klan Paliudju banyak mendapat dukungan di kawasan Lembah Palu. Bandjela Paliudju pernah menjadi Bupati Donggala, Gubernur Sulteng dua periode: tahun 1995-2000 dan 2006-2011. Pada tahun 2011 ini dia tampil lagi. Hanya saja, kini sebagai calon wakil gubernur, berpasangan dengan Rendy Lamadjido sebagai calon gubernur.
Ma’ruf Bantilan, calon wakil gubernur yang mendampingi Ahmad Yahya (Wakil Gubernur periode 2006-2011), juga menyandang nama keluarga. Politikus Partai Golkar ini pernah menjadi Bupati Tolitoli selama dua periode (2000-2005 dan 2005-2010). Keluarga Bantilan adalah klan yang punya basis di Tolitoli dan sebagian Kabupaten Buol.
”Kakek saya, Muhammad Yahya Bantilan, adalah Raja Bantilan,” kata Ma’ruf.
Marga besar juga diusung Longki Djanggola. Djanggola adalah magau (raja) di Kerajaan Palu. Rumpun kekerabatannya tersebar di Kota Palu, Sigi, Donggala, dan sebagian wilayah Parigi. Longki, yang menjabat Bupati Parigi Moutong periode 2008-2013, memilih menggandeng Sudarto.
Saat ini Sudarto adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah 2009-2014 dari daerah pemilihan Sulteng. Ia pun pernah menjadi Bupati Kabupaten Banggai (1996-2001 dan 2001-2005).
”Saya tidak menampik pengaruh klan. Tapi, saya juga menggandeng Sudarto, yang bukan klan asli Sulteng,” kata Longki.
Mandek
Boleh saja setiap pasangan calon tidak memperlihatkan permainan sentimen klan di depan publik luas. Namun, di bawah permukaan, ikatan-ikatan kekerabatan masih berkelindan. Setidaknya hal tersebut mewarnai kehidupan politik di Sulteng selama 15-20 terakhir. Jabatan pemerintahan eksekutif dan legislatif diduduki figur-figur kuat dari klan-klan besar.
Bandjela Paliudju menjabat gubernur dua kali, periode tahun 1995-2000 dan 2006-2011. Aminuddin Ponulele menjadi gubernur 2001-2006 dan Ketua DPRD Sulteng. Kini dia juga mencalonkan diri lagi. Terhadap kenyataan ini, muncul kelakar yang beredar di kalangan masyarakat Sulteng.
”Selama 15 tahun ini rakyat Sulteng diurus dua orang itu secara bergantian,” kata seorang sopir taksi di Palu.
Kenapa ikatan klan begitu kuat di wilayah ini? Sulteng dulu merupakan wilayah dengan beberapa kerajaan. Ada Kerajaan Banawa di Donggala, Kerajaan Moutong di Parigi, Kerajaan Palu di Palu, dan Kerajaan Tojo di Tojo Una-Una. Selain itu, juga ada Kerajaan Bungku dan Mori di Morowali, Kerajaan Pamona di Poso, dan beberapa kerajaan lain.
Kerajaan itu menurunkan keluarga yang kemudian menjadi klan yang tetap hidup sampai sekarang. Ketika demokrasi diterapkan di Indonesia setelah Reformasi 1998, pengaruhnya masih berdenyut.
”Unsur tersebut sulit ditampik dalam pilkada,” ujar Surahman Cinu, Direktur Pengkajian Demokrasi dan Perdamaian, di Palu.
Apa dampaknya bagi demokrasi? ”Sentimen kekerabatan akan lebih memengaruhi pilihan masyarakat. Padahal, dalam alam demokrasi, pilihan semestinya lebih didasarkan pada perilaku rasional, program, figur, atau visi-misi dari calon. Artinya secara prosedural, demokrasi sudah berjalan, tetapi substansinya belum,” kata Cinu.
Sumber: http://cetak.kompas.com/read/2011/03/02/02355782/kekerabatan.di.balik.keterbukaan

Pra Pilkada Sulteng

Pra Pilkada Sulteng
25 Januari 20110
Penulis : beritadaerah.com

undefined
(Beritadaerah-Sulawesi), Pemilihan Gubernur dan Wakil Gunernur Sulawesi Tengah (Sulteng) periode 2011-2016 hanya tinggal beberapa bulan lagi. Lima pasangan sudah mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.

Lima pasangan itu didominasi wajah-wajah lama yang tidak asing di kancah politik provinsi ini selama 10 tahun terakhir.

Ada mantan gubernur, bupati, atau yang sedang menjabat juga ikut bersaing dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan diselenggarakan pada 6 April 2011.

Uniknya tidak semua pasangan calon gubernur-wakil gubernur itu "naik kelas", ada yang "turun kelas" demi mempertahankan kekuasaan.

Kelima pasangan itu adalah Achmad Yahya/Ma`ruf Bantilan, Longki Djanggola/Sudarto, Rendy Lamadjido/HB Paliudju, Aminuddin Ponulele/Luciana Baculu, dan Sahabuddin Mustapa/Faisal Mahmud.

Achmad Yahya/Ma`ruf Bantilan dalam maju di pilkada kali ini didukung Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa.

Partai pendukung itu memiliki tujuh kursi di DPRD Sulawesi Tengah sesuai hasil pemilu legislatif 2009.

Pencalonan Achmad Yachya sebagai calon gubernur tidak lah mulus, meski dia merupakan pemimpin tertinggi Partai Demokrat di Sulawesi Tengah.

Pengurus Partai Demokrat di kabupaten menginginkan Andi Saiman Santo maju menjadi calon gubernur. Andi Saiman Santo merupakan salah satu deklarator Partai Demokrat.

Dengan sejumlah aral akhirnya, DPP Partai Demokrat menetapkan Achmad Yahya berpasangan dengan Ma`ruf Batilan. Ma`ruf Bantilan merupakan mantan Bupati Tolitoli periode 1999-2004 dan 2005-2010 yang juga Ketua DPC Partai Golkar setempat.

Achmad Yahya mencoba "naik kelas" menjadi gubernur setelah lima tahun menjabat wakil gubernur mendampingi gubernur petahana HB Paliudju.

HB Paliudju yang tidak boleh mencalonkan kembali menjadi gubernur --karena masa jabatannya sudah dua periode-- maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Rendy Lamadjido.

HP Paliuju dua kali menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Tengah, yakni periode 1996-2001 dan 2006-2011.

Peraturan menyebutkan, jabatan gubernur hanya boleh disandang selama dua kali. Oleh karena itu HB Paliudju terpaksa "turun kelas" menjadi calon wakil gubernur.

"Saya sebenarnya enggan terjun lagi ke pilkada, tapi tenaga saya ternyata masih dibutuhkan," kata Paliudju beberapa saat sebelum mendaftar di KPU Sulawesi Tengah.

Pasangan yang ingin naik kelas lainnya adalah Longki Djanggola/Sudarto. Pasangan ini didukung Partai Gerindra, Partai Hanura, PKPB, PPP, Partai Patriot dan Partai Demokrasi Pembaruan.

Longki Djanggola saat ini adalah Bupati Parigi Moutong juga Ketua DPD Partai Gerindra Sulawesi Tengah. Longki Djanggola pernah menjabat Karo Humas dan Protokoler di era pemerintahan Aminuddin Ponulele.

Sementara calon pendamping Longki, Sudarto, juga sudah banyak makan asam garam di dunia politik, khususnya di wilayah timur Sulawesi Tengah. Mantan Bupati Banggai yang juga seorang purnawirawan TN AD berpangkat kolonel ini sekarang menjadi anggota DPD RI. Sudarto dianggap mampu menggali suara di wilayah timur Sulawesi Tengah.

Rendy Lamadjido/HB Paliudju yang didukung Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bintang Reformasi (PBR) dan Partai Damai Sejahtera (PDS).

Anak Abdul Aziz Lamadjido, mantan Gubernur Sulawesi Tengah periode 1991-1996 ini belum pernah menjadi pejabat pemerintahan selama karirnya di dunia politik.

Rendy Lamadjido saat ini merupakan anggota Komisi V DPR RI dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah selama dua periode berturut-turut.

Rendy merupakan kader PDI Perjuangan yang justru tidak diusung oleh partainya dengan alasan elektabilitasnya rendah.

PDI Perjuangan yang memiliki empat kursi di DPRD Sulawesi Tengah terpaksa menjadi penonton dalam pilkada 2011 bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga memiliki empat kursi.

Kedua parpol tersebut tidak memiliki calon serta tidak berkoalisi dengan partai manapun dalam pilkada tahun ini.

Pendamping Rendy, HB Paliudju, saat ini menjabat Gubernur Sulawesi Tengah yang masa jabatannya akan berakhir pada 24 maret 2011.

Pasangan keempat adalah Aminuddin Ponulele/Luciana Baculu yang didukung Partai Golkar yang merupakan partai pemenang pemilu legislatif 2009 dengan jumlah sembilan kursi di DPRD Sulawesi Tengah. Aminuddin juga mantan Gubernur Sulawesi Tengah periode 2001-2006.

Saat ini pria berusia 73 tahun ini menjabat sebagai Ketua DPRD Sulawesi Tengah dan Ketua DPD Golkar setempat. Aminuddin mengaku sangat siap menjadi calon gebernur untuk yang kedua kalinya meski sejumlah kader Golkar di daerah membelot tapi itu tidak begitu mengkhawatirkannya.

Untuk mendongkrak suara di wilayah timur Sulawesi Tengah, Aminuddin menjadikan Luciana Baculu sebagai pendampingnya.

Luciana Baculu saat ini menjabat Kepala Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kabupaten Buol.

Luciana Baculu adalah istri Bupati Buol Amran Batalipu yang juga Ketua DPC Partai Golkar setempat.

Ketua tim pemenangan pasangan Aminuddin/Luciana, Rusdy Mastura, mengaku siap memenangkan pasangan ini pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah.

"Golkar merupakan partai yang kuat jadi kami optimistis bisa menang," katanya.

Selain itu, katanya, pasangan ini adalah satu-satunya yang menghadirkan calon wakil gubernur perempuan.

Pasangan terakhir adalah Sahabuddin Mustapa/Faisal Mahmud yang didukung 17 parpol yang tidak memiliki kursi di DPRD Sulawesi Tengah, yakni PPRN, PBB, Partai Barnas, PPIB, PK, PKDI, PPRN, PDK, Partai Pelopor, PKNU, Pakarpangan, PPI, PNI Marhaenisme, PMB, PPD, PIS, dan PNBKI.

Sebanyak 17 parpol yang tergabung dalam Koalisi Nusantara itu pada pemilu 2009 memiliki sebanyak 199.475 suara, atau lebih dari tujuh kursi sesuai yang dipersyaratkan KPU Sulawesi Tengah untuk bisa melaju di pilkada.

Sahabuddin Mustapa saat ini masih menjabat sebagai Rektor Universitas Tadulako Palu yang masa jabatannya akan berakhir pada Februari 2011.

Sahabuddin Mustapa pada Pilkada lima tahun lalu juga pernah maju menjadi calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah berpasangan dengan Aminuddin Ponulele.

Pasangan itu dikandaskan oleh HB Paliudju/Achmad Yahya.

Sementara Faisal Mahmud adalah mantan Rektor Universitas Alkhairaat Palu sekaligus mantan anggota DPD RI.

Faisal Mahmud pada saat menjadi anggota DPD RI 2004-2009. dengan mengantongi 83.435 suara kala itu.

Harapan Rakyat

Segenap warga Sulawesi Tengah berharap memiliki pemimpin yang bisa mensejahterakan rakyat yang dipimpinnya.

Mereka tidak peduli apakah pemimpin itu berhasil naik kelas, turun kelas atau justru yang sama sekali belum pernah menjabat sebagai gubernur.

Pengamat pemerintahan dan politik dari Universitas Tadulako Palu, Slamet Riyadi Cante, mengatakan hasil pilihan rakyat biasanya bergantung pada rekam jejak dan visi-misi setiap calon saat kampanye.

"Rakyat sekarang sudah pandai dalam berpolitik, jadi berpolitiklah secara jujur dan dewasa," kata Slamet berpesan kepada kandidat.

KPU sulawesi Tengah sendiri akan mengumuman calon peserta pilkada yang berhak lolos ke putaran selanjutnya dilakukan pada 17 hingga 18 Februari 2011.

Saat ini, di Sulawesi Tengah tercatat 1.873.298 orang wajib pilih yang masuk daftar pemilih sementara yang tersebar di 11 kabupaten dan kota.
(jh/JH/vbl-ant)