LONGKI KEMAJUAN SULTENG

LONGKI KEMAJUAN SULTENG

KEAMANAN TERJAMIN

KEAMANAN TERJAMIN
Pilih No.Urut "3" Gubernur Sulteng

KAMPANYE LONGKI & SUDARTO

KAMPANYE LONGKI & SUDARTO
CAGUB SULTENG 2011-2016

For Executif Sulteng

For Executif Sulteng

Senin, 31 Januari 2011

Film Insan Kesepian di Balik Facebook

Film Insan Kesepian di Balik Facebook Minggu, 7 November 2010 | 08:11 WIB
Columbia Tristar Marketing Group.Inc.
Cuplikan Film The Social Network
Dulu kita hidup di desa, lalu kita hidup di kota, dan sekarang kita akan hidup di internet....
"The Social Network" memperlihatkan pertemanan riuh di jagat virtual itu lahir dari orang yang tidak membutuhkan teman.
KOMPAS.com — Itu kata tokoh Sean Parker yang diperankan penyanyi Justin Timberlake dalam The Social Network. Inilah film tentang panggung kehidupan di jagat internet ketika jejaring sosial Facebook dilahirkan. Film garapan sutradara David Fincher ini diangkat dari novel laris ”The Accidental Billionaires” karya Ben Mezrich yang diolah menjadi skenario oleh Aaron Sorkin.
Kita tidak saja melihat lahirnya Facebook, tetapi juga menyaksikan perubahan bentuk interaksi sosial. Relasi sosial tidak lagi dibangun di atas panggung kehidupan di alam nyata. Teknologi melahirkan panggung baru pergaulan manusia di jagat maya yang dikendalikan dari keyboard komputer. The Social Network mengajak kita untuk melihat bahwa dunia riuh di jagat maya itu lahir dari kamar mahasiswa yang redup dan sepi. Penghuninya yang terdepak dari pergaulan sosial kesendirian, hidup dengan jiwa yang kesepian.
Manusia kesepian itu adalah Mark Zuckerberg yang melahirkan Facebook. Pada adegan awal film kita dipapari adegan Mark Zuckerberg (Jesse Eisenberg) mahasiswa Universitas Harvard yang berpacaran dengan Erica Albright (Rooney Mara). Kita dicecar dengan dialog yang mengucur cepat dari mulut Mark. Dari adegan ini kita dibekali pemahaman tentang sosok Mark sebagai seorang cerdas, genius komputer, arogan, dan terlalu percaya diri.
Antisosial  Kita diajak melihat sosok Mark lewat mata Erica. Gadis ini menyebut Mark sebagai ”nerd” cowok genius, tetapi hanya asyik dengan dunianya sendiri yang bersifat nonsosial. Dalam hal ini Mark adalah computer nerd, cowok yang hidup di jagat sepi di belakang internet. Dengan satu kata, Erica menyebut Mark sebagai pria menyebalkan. Erica menggunakan kata sarkastis: asshole. Dan oleh sebab itu, Erica memilih pisah dengan Mark. Aktor Jesse Eisenberg dengan bagus memerankan tokoh menyebalkan itu.
Ketika terdepak dari sang pacar, Mark semakin terlempar ke jagat sepi. Sebelumnya ia telah merasa terbuang karena tidak diterima di klub dayung yang prestisius. Mark yang kecewa dan kesepian membalas dendam dengan kegeniusannya dalam hal komputer. Ia masuk ke kamar yang redup, lalu duduk di depan komputer dengan botol bir di sampingnya. Di sanalah ia menciptakan situs Facemash untuk melecehkan gadis-gadis kampus. Lewat Facemash, cowok bisa memberi nilai atau rating kecantikan gadis-gadis kampus. Dan itulah cikal bakal Facebook.
The Social Network memperlihatkan pertemanan riuh di jagat virtual itu lahir dari orang yang tidak membutuhkan teman. Mark hanya butuh teman ketika ia memerlukan bantuan. Kepada Erica, ia pernah tegas-tegas mengatakan, ”Aku tidak butuh teman.” Mark yang mampu menciptakan ajang pergaulan global tanpa batas geografis itu justru seorang yang dengan kejam bisa memutuskan pertemanan jika sang teman dirasa tidak diperlukan lagi.
Di kemudian hari ketika Facebook sudah menjadi bisnis besar, Mark tega meninggalkan rekannya yang ikut membidani Facebook, yaitu Eduardo Saverin (Andrew Garfield). Eduardo adalah kawan sekampus yang mendanai situs yang menjadi cikal bakal Facebook . Belakangan, Mark berkongsi dengan Sean Parker (Justin Timberlake) dan meninggalkan Eduardo. Dan mungkin oleh karena itu Mark menjadi kaya.
Tampaknya urusan yang satu ini mendapat penekanan tersendiri dalam The Social Network. Setidaknya itu terdengar lewat lagu Beatles yang menjadi penutup film, ”Baby You’re a Rich Man...”. (XAR)

Keturunan China Mulai Tampil

Keturunan China Mulai Tampil

Jakarta, Kompas - Sejalan dengan gerakan reformasi dan didukung kebijakan politik dari Presiden Abdurrahman Wahid, warga keturunan China kini tak lagi hanya terfokus pada bidang ekonomi. Mereka mulai memasuki pula bidang politik yang selama ini seperti ditabukan.
Selain mulai mencalonkan diri sebagai anggota parlemen, sejumlah warga keturunan China menjelang Pemilu 1999 memunculkan partai sendiri, seperti Partai Reformasi Tionghoa Indonesia, Partai Pembauran Indonesia, dan Partai Bhinneka Tunggal Ika. Partai Bhinneka Tunggal Ika bisa menempatkan wakilnya di DPR, yakni L Sutanto dari Kalimantan Barat (Kalbar).
Jumlah wakil rakyat dari warga keturunan China, dari periode ke periode keanggotaan Dewan, juga terus meningkat. Mereka bukan lagi mewakili daerah pemilihan yang merupakan basis warga keturunan China, seperti Kalbar, melainkan merata ke berbagai daerah.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) dari daerah pemilihan Jawa Tengah X, Hendrawan Supratikno, mengakui, langkah Presiden Abdurrahman Wahid yang membuka ruang lebih luas bagi partisipasi warga keturunan China dalam kehidupan berbangsa menjadi salah satu momentum bersejarah dalam reformasi dan demokratisasi di Indonesia.
”Partisipasi komunitas Tionghoa sekarang ini makin variatif, tidak hanya diidentikkan dengan bisnis. Ini sekaligus menjadi tantangan bagi komunitas Tionghoa untuk semakin berkontribusi dalam memajukan bangsa,” ujarnya, Minggu (30/1) di Batam.
Dalam bidang politik, Hendrawan mencatat ada 14 orang (data Litbang Kompas, 15 orang) dari total 560 anggota DPR periode 2009-2014 adalah keturunan China. Sejumlah kepala daerah juga dijabat keturunan China, seperti Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya dan Wali Kota Singkawang Hasan Karman. Basuki Tjahaja Purnama pada 2006 melepaskan jabatan sebagai Bupati Belitung Timur untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Bangka Belitung. Namun, ia belum berhasil meraih jabatan itu.
Belum dimanfaatkan
Tokoh masyarakat keturunan China, Sofyan Wanandi, menilai, kebebasan politik yang dialami warga etnis China di Indonesia kini memang jauh lebih baik ketimbang zaman Orde Baru. Sayangnya, iklim kebebasan itu masih belum dimanfaatkan secara maksimal.
”Sejak reformasi, kebebasan politik bagi etnis China itu sangat besar. Lihat saja, beberapa orang etnis China kini bisa menjadi anggota parlemen, baik di pusat maupun di daerah. Sebagian lain menjadi pejabat pemerintahan,” ujar Sofyan yang juga dikenal sebagai pengusaha.
Kebebasan yang lebih besar itu, menurut Sofyan, juga bisa dilihat dari munculnya sejumlah organisasi komunitas China, termasuk pula koran berbahasa China. ”Situasi semacam ini tentu tidak akan terjadi pada masa sebelum reformasi,” ujarnya.
Namun, ia mengakui, kondisi penuh tekanan yang dialami etnis China dalam jangka waktu panjang tidak bisa hilang begitu saja. Akibatnya, iklim penuh kebebasan sekarang masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh sebagian warga etnis China.
”Bagaimanapun, warga keturunan China terlalu lama tertekan sehingga sekarang masih ada sebagian di antara mereka yang takut-takut,” tutur Sofyan.
Hendrawan pun mengakui, kebebasan berpolitik bagi etnis China belum berjalan sepenuhnya. ”Secara normatif tidak ada diskriminasi, tetapi praktiknya hal itu bisa dirasakan,” katanya.
Anggota F-PDIP DPR (daerah pemilihan Bangka Belitung), Rudianto Tjen, juga mengakui masih adanya praktik diskriminasi itu. ”Perlakuan diskriminasi itu masih ditemukan di daerah dalam pemilu kepala daerah (pilkada). Saya mengalaminya saat maju dalam Pilkada Bangka Belitung. Justru yang melakukan adalah elite politik,” katanya.
Secara terpisah, Ketua DPRD Kota Singkawang (Kalbar) Tjhai Tjui Mie, Minggu, mengakui, dengan berbagai kekurangan yang ada, kini politisi dari etnis keturunan China merasakan atmosfer politik yang makin positif. Mereka dapat terjun ke kancah politik memperjuangkan kepentingan masyarakat.
”Sekarang masyarakat Tionghoa bisa masuk ke arena politik setelah tak ada lagi diskriminasi. Melalui kancah politik, kami bisa memperjuangkan kepentingan seluruh masyarakat, bukan hanya warga Tionghoa,” kata Tjhai.
Selain Tjhai, di Kalbar juga sudah berkiprah beberapa birokrat dan politisi dari etnis China. Ia mengungkapkan, perlakuan yang adil terhadap semua etnis di Indonesia harus tetap dipertahankan. ”Saya berharap, ke depan tak lagi dipersoalkan seseorang itu berasal dari etnis apa. Semuanya berhak mendapatkan perlakuan yang sama karena sesama warga negara Indonesia,” ungkapnya.
Hasan Karman mengakui, secara struktural dan hukum, warga keturunan China dipulihkan hak-haknya setelah masa reformasi. ”Setelah pemulihan hak itu, masyarakat Tionghoa bisa berperan di semua bidang, termasuk dalam politik,” katanya.
Kendati demikian, Hasan masih menemukan di lapangan adanya label tertentu yang diberikan kepada masyarakat Tionghoa. ”Saya berharap semakin lama tidak ada lagi orang yang memberikan cap ini dan itu karena kita semua adalah warga negara Indonesia,” katanya.
Terus buka keran
Di Jakarta, praktisi hukum Frans Hendra Winarta meminta pemerintah perlu membuka keran atau peluang lebih luas bagi warga keturunan China agar dapat bekerja dan berperan di lembaga pemerintah. Dengan demikian, warga keturunan China dapat lebih berperan dalam pembangunan di segala bidang.
Selama ini warga keturunan China sangat terbatas untuk bisa menduduki jabatan strategis di pemerintahan karena politik pecah belah dan perlakuan diskriminatif. Ini yang mendorong banyak warga keturunan China lebih memilih berkecimpung di dunia usaha atau sektor swasta.
Menurut Frans, politik pecah belah dilakukan sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda. Sikap ini menempatkan warga keturunan China sebagai manusia ekonomi. Akses warga keturunan China untuk masuk ke instansi pemerintah sangat lemah.
Frans mencontohkan, di Amerika Serikat (AS) juga pernah ada diskriminasi terhadap warga berkulit hitam. Namun, Pemerintah AS mengupayakan warga berkulit hitam bisa lebih berperan dan masuk ke perusahaan dengan aksi afirmasi. Saat ini Barack Obama, yang merupakan warga keturunan kulit hitam, pun bisa menjadi Presiden AS.
(FER/AHA/WHY/ATO/TRA)

Bumi Akan Punya Matahari Kedua

 
BINTANG Betelgeuse sedang menghitung waktu kematiannya. Peneliti mendapati bintang terbesar kedua di Rasi Orion ini terus kehilangan massa, memerah, dan akan meledak dalam waktu dekat. Menurut Fisikawan University of Southern Queensland, Brad Carter, Betelgeuse kehabisan "bahan bakar" yang membuatnya menyala. "Kalau bahan bakar benar-benar habis, bintang itu akan mati," katanya seperti dikutip Kantor Berita Australia News.com. Bintang yang mati akan meledak, disebut Supernova. Nyala ledakan itu sangat besar. Carter menghitung, kematian Betelgeuse bisa membuat Bumi terang, malam jadi siang, selama beberapa pekan. "Kita akan memiliki matahari kedua," ujarnya. Dipastikan akan jadi fenomena alam terhebat sepanjang sejarah. Namun waktu ledakan tidak dapat dipastikan. "Antara sebelum 2012 sampai jutaan tahun mendatang," kata Carter. Betelgeuse diambil dari Bahasa Arab Yad Al Jauza, tangan Al-Jauza, menggambarkan sosok perempuan yang mengatur alam. Kematian Betelgeuse menimbulkan kekuatiran karena bersamaan dengan ramalan Suku Maya menyatakan kiamat datang 2012. Namun Carter membantahnya. "Tidak akan membahayakan Bumi sedikit pun," katanya. Meski mengamini penelitian Carter, pakar astronomi Amerika Serikat Phil Plait menyangsikan munculnya "matahari kedua". Sebab Betelgeuse terbentang di jarak 625 tahun cahaya dari Bumi. Jauh di luar jarak "ideal" untuk menikmati siraman cahaya supernova, 25 tahun cahaya.(tic)

Sabtu, 29 Januari 2011

Modal Rp 2 Juta, Kini Omzet Puluhan Juta

DokterKomputer.com
Modal Rp 2 Juta, Kini Omzet Puluhan Juta
Editor: Erlangga Djumena
Senin, 24 Januari 2011 | 10:34 WIB
Dibaca: 17271
SHUTTERSTOCK
KOMPAS.com  Usaha jasa harus selalu kreatif. Ini salah satu kelebihan layanan yang ditawarkan DokterKomputer.com. Selain siap 24 jam memenuhi panggilan, layanan ini juga menyediakan komputer pengganti selagi milik pelanggan diperbaiki.
Meski pelaku usaha di bidang komputer sudah menjamur, bukan berarti peluang yang tersedia semakin kecil. Buktinya, lewat berbagai bentuk pelayanan yang kreatif, Iim Rusyamsi sukses bersaing dalam dunia bisnis komputer dengan usahanya DokterKomputer.com. Bahkan, pria kreatif ini terus memperluas jala bisnisnya melalui kemitraan usaha kewaralabaan.
DokterKomputer.com menawarkan layanan servis komputer panggilan 24 jam. Dengan modus jemput bola ini, Iim membidik pasar perkantoran dan juga perorangan yang sibuk dan tidak punya waktu datang ke tempat servis komputer. Bentuk pelayanan lain ialah memberikan komputer untuk pekerjaan darurat. Sarana ini dipinjamkan kepada pelanggan yang komputernya sedang dalam perbaikan.
Bermodal Rp 2 juta
Kegemarannya pada komputer sejak SMA inilah yang memupuk jiwa kewirausahaan Iim di bidang komputer. Dulu setiap pulang kuliah, lulusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma yang bertempat tinggal di Pademangan ini selalu mampir ke Glodok. Di tempat itu ia memperdalam ilmu komputer kepada kenalannya.
Keahlian komputer yang dimiliki akhirnya "tercium" oleh tetangga, teman, dan saudaranya. Banyak yang meminta tolong Iim untuk memperbaiki komputernya yang rusak. Setelah lulus tahun 2005, Iim bekerja sebagai teknisi komputer di perusahaan komputer terkenal.
Namun, tahun 2006, ia keluar dari pekerjaannya. "Saya langsung mendirikan PT Satria Putra Prima. Kantornya di Mangga Dua. Saat itu dibantu seorang marketing," tutur Iim. Pada tahun 2007, Iim mengganti nama usahanya menjadi DokterKomputer.com. Selain unik, nama tersebut lebih mudah dikenal dan diingat.
Modal awal yang digunakan saat itu kurang dari Rp 2.000.000. Modal tersebut berasal dari sisa tabungan yang diperoleh dari hasil bekerja. "Untuk tambahan, saya harus jual sepeda motor. Komputer pun saya bawa dari rumah," katanya mengisahkan.
Target 10 "franchisee" per tahun
Sejak 2008, DokterKomputer.com menawarkan paket kemitraan waralaba kepada siapa pun yang berminat terjun ke bisnis ini. Tujuannya untuk memperbanyak jaringan, sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Setiap bulan Iim melakukan monitoring dan kendali mutu terhadapfranchisee.
Sekarang omzet yang diperoleh Iim sekitar Rp 70 juta-Rp 100 juta per bulan. Penawaran program kemitraan waralaba ini dilakukan Iim melalui media massa, pelanggan, pameran, dan internet. Pemasaran secara online juga sangat efektif. Di situs web-nya tersedia "dokter jaga".
Saat ini sudah ada 13 cabang yang berhasil dikembangkan, antara lain di Bintaro, Cengkareng, Kendari, Makassar, Bogor, Cikarang, Rawamangun, dan Pekanbaru. Dari bisnis yang banyak berinterasi dengan pelanggan ini akhirnya terbentuk sebuah jaringan kerja. Didukung pula oleh pihak vendor dan pemasok.
"Saya senang akhirnya bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau tiap cabang minimal ada lim pekerja, kan banyak tenaga kerja yang bisa diserap," katanya bangga.
Dengan peningkatan mutu yang dilakukan terus-menerus, pada 2011 Iim menargetkan bisa merekrut lagi 10 franchisee. Dengan demikian, semakin banyak orang yang tertarik dengan DokterKomputer.com. Kota yang dibidik meliputi Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bengkulu, Jambi, Palembang, dan Bandung. (Teguh)
Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Hoki dari Bisnis Kue Keranjang

Hoki dari Bisnis Kue Keranjang
Editor: Erlangga Djumena
Jumat, 28 Januari 2011 | 13:54 WIB
Dibaca: 1949
KOMPAS/ARUM TRESNANINGTYASMenjelang Imlek, produksi kue keranjang mulai kebanjiran pesanan.
KOMPAS.com  Imlek kian dekat. Perayaan Tahun Baru China ini membawa hoki bagi para pembuat kue keranjang atau ni kwee. Pesanan kue wajib dalam Imlek ini sudah mengalir sejak sebulan sebelum Imlek. Pesanan akan terus mengalir sampai perayaan Cap Go Meh.
Perayaan Tahun Baru Imlek membawa keberuntungan bagi penjual kue keranjang. Salah seorang yang menikmati keberuntungan itu adalah Umar Sanjaya, pemilik toko Nyonya Lauw di Kampung Sinargalih, Neglasari, Tangerang.
Toko ini sehari-hari menjual kue keranjang, yang merupakan kue khas China. Penjualan kue keranjang di toko ini sudah meroket sebulan menjelang perayaan Imlek. "Kami bisa menjual 1 ton kue," kata Umar. Dia menjual kue keranjang dengan harga Rp 23.000-Rp 25.000 per kilogram yang umumnya berisi dua kue.
Dari penjualan 1 ton kue keranjang selama sebulan itu, Umar meraup omzet Rp 24 juta. Nilai ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan penjualan pada bulan-bulan biasa yang hanya bisa menjual 300 kg-400 kg.
Di luar perayaan Imlek, tutur Umar, sebetulnya masih banyak pemesan kue keranjang yang datang, terutama dari wilayah Jabodetabek. Pemesan terutama datang dari warga keturunan Tionghoa. "Kami hanya bikin kalau ada yang memesan," ujar Umar yang mengaku tokonya sudah berdiri sejak 50 tahun lalu.
Selain menjual kue keranjang berbalut daun pisang, Umar juga menjual kue keranjang bungkus plastik. Umar menggunakan plastik sebagai pengganti daun pisang karena sulitnya mendapatkan daun pisang dalam jumlah banyak.
Walaupun lebih praktis, pembeli kebanyakan memilih kue keranjang berbungkus daun pisang untuk digunakan saat sembahyang Imlek. Umar menawarkan varian rasa kue keranjang bervariasi, mulai dari cokelat, pandan, hingga stroberi.
Lili Chandra Dewi juga kebanjiran pesanan kue keranjang mulai 10 Januari lalu. Ia banyak menerima pesanan, baik perseorangan maupun perusahaan di Jakarta.
Selain kue keranjang mini ukuran 5 cm tinggi 2,5 cm dengan harga Rp 2.000, Lili juga menjual kue keranjang ukuran besar. "Kue keranjang mini biasanya dibagikan untuk karyawan," katanya. Kue keranjang besar dengan berat sekitar 1 kg ada dalam kotak karton dengan pilihan empat kue atau dua kue seharga Rp 50.000.
Lili tetap mempertahankan bungkus daun pisang panggang. Katanya, pemakaian daun pisang akan membuat kue lebih wangi. Lili juga menawarkan sejumlah rasa seperti durian dan stroberi.
Lili menuturkan, pesanan kue keranjang buatannya baru benar-benar sepi 15 hari setelah Imlek atau sampai Cap Go Meh. Maka itu, setelah Cap Go Meh, Lili kembali berjualan makanan seperti biasa.
Sehari-hari di rumah makannya di Gading Serpong, Tangerang, Lili berjualan nasi goreng melayu, pecel medan, gado-gado, dan mi ayam.
Membuat kue keranjang, menurut Lili, tidak terlalu sulit, bahkan sekarang lebih mudah dibandingkan dengan masa lalu. Jika dulu kue harus dikukus 8-10 jam, kini dengan adanya panci stainless hanya dibutuhkan dua jam saja. "Bahan-bahannya sederhana, hanya tepung ketan, gula, dan air," kata Lili.
Tepung ketan dicampur gula sambil diberi air sedikit demi sedikit. Adonan itu lalu disaring dan dimasukkan ke wadah beralas daun pisang yang sudah dipanggang. "Sebelum dikukus ditimbang dulu agar beratnya pas dengan pesanan,” katanya. Adonan itu dikukus 2-2,5 jam dan bisa disimpan hingga setahun di dalam lemari es. (Gloria Natalia, Ragil Nugroho/Kontan)
Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Hoki dari Bisnis Kue Keranjang

Hoki dari Bisnis Kue Keranjang
Editor: Erlangga Djumena
Jumat, 28 Januari 2011 | 13:54 WIB
Dibaca: 1949
KOMPAS/ARUM TRESNANINGTYASMenjelang Imlek, produksi kue keranjang mulai kebanjiran pesanan.
KOMPAS.com  Imlek kian dekat. Perayaan Tahun Baru China ini membawa hoki bagi para pembuat kue keranjang atau ni kwee. Pesanan kue wajib dalam Imlek ini sudah mengalir sejak sebulan sebelum Imlek. Pesanan akan terus mengalir sampai perayaan Cap Go Meh.
Perayaan Tahun Baru Imlek membawa keberuntungan bagi penjual kue keranjang. Salah seorang yang menikmati keberuntungan itu adalah Umar Sanjaya, pemilik toko Nyonya Lauw di Kampung Sinargalih, Neglasari, Tangerang.
Toko ini sehari-hari menjual kue keranjang, yang merupakan kue khas China. Penjualan kue keranjang di toko ini sudah meroket sebulan menjelang perayaan Imlek. "Kami bisa menjual 1 ton kue," kata Umar. Dia menjual kue keranjang dengan harga Rp 23.000-Rp 25.000 per kilogram yang umumnya berisi dua kue.
Dari penjualan 1 ton kue keranjang selama sebulan itu, Umar meraup omzet Rp 24 juta. Nilai ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan penjualan pada bulan-bulan biasa yang hanya bisa menjual 300 kg-400 kg.
Di luar perayaan Imlek, tutur Umar, sebetulnya masih banyak pemesan kue keranjang yang datang, terutama dari wilayah Jabodetabek. Pemesan terutama datang dari warga keturunan Tionghoa. "Kami hanya bikin kalau ada yang memesan," ujar Umar yang mengaku tokonya sudah berdiri sejak 50 tahun lalu.
Selain menjual kue keranjang berbalut daun pisang, Umar juga menjual kue keranjang bungkus plastik. Umar menggunakan plastik sebagai pengganti daun pisang karena sulitnya mendapatkan daun pisang dalam jumlah banyak.
Walaupun lebih praktis, pembeli kebanyakan memilih kue keranjang berbungkus daun pisang untuk digunakan saat sembahyang Imlek. Umar menawarkan varian rasa kue keranjang bervariasi, mulai dari cokelat, pandan, hingga stroberi.
Lili Chandra Dewi juga kebanjiran pesanan kue keranjang mulai 10 Januari lalu. Ia banyak menerima pesanan, baik perseorangan maupun perusahaan di Jakarta.
Selain kue keranjang mini ukuran 5 cm tinggi 2,5 cm dengan harga Rp 2.000, Lili juga menjual kue keranjang ukuran besar. "Kue keranjang mini biasanya dibagikan untuk karyawan," katanya. Kue keranjang besar dengan berat sekitar 1 kg ada dalam kotak karton dengan pilihan empat kue atau dua kue seharga Rp 50.000.
Lili tetap mempertahankan bungkus daun pisang panggang. Katanya, pemakaian daun pisang akan membuat kue lebih wangi. Lili juga menawarkan sejumlah rasa seperti durian dan stroberi.
Lili menuturkan, pesanan kue keranjang buatannya baru benar-benar sepi 15 hari setelah Imlek atau sampai Cap Go Meh. Maka itu, setelah Cap Go Meh, Lili kembali berjualan makanan seperti biasa.
Sehari-hari di rumah makannya di Gading Serpong, Tangerang, Lili berjualan nasi goreng melayu, pecel medan, gado-gado, dan mi ayam.
Membuat kue keranjang, menurut Lili, tidak terlalu sulit, bahkan sekarang lebih mudah dibandingkan dengan masa lalu. Jika dulu kue harus dikukus 8-10 jam, kini dengan adanya panci stainless hanya dibutuhkan dua jam saja. "Bahan-bahannya sederhana, hanya tepung ketan, gula, dan air," kata Lili.
Tepung ketan dicampur gula sambil diberi air sedikit demi sedikit. Adonan itu lalu disaring dan dimasukkan ke wadah beralas daun pisang yang sudah dipanggang. "Sebelum dikukus ditimbang dulu agar beratnya pas dengan pesanan,” katanya. Adonan itu dikukus 2-2,5 jam dan bisa disimpan hingga setahun di dalam lemari es. (Gloria Natalia, Ragil Nugroho/Kontan)
Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Berhias Ceria Menyambut Imlek

Berhias Ceria Menyambut Imlek
Editor: I Made Asdhiana
Sabtu, 29 Januari 2011 | 09:33 WIB
Dibaca: 1223
KOMPAS/WISNU WIDIANTOROWarga memilih pernak-pernik Imlek yang dijual pedagang di kawasan Jalan Pancoran, Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (22/1/2011). Konsumen mencari berbagai hiasan itu untuk perayaan tahun baru Imlek pada 3 Februari nanti.
KOMPAS.com — Warna merah menyala segera menyergap mata begitu memasuki kawasan Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, sejak beberapa pekan terakhir. Lima hari lagi tahun baru Imlek tiba. Orang bersemangat mencari segala keperluan untuk menyambut tahun yang baru.
Segala kemeriahan tidaklah mengherankan karena segala keperluan untuk merayakan tahun baru itu bisa didapat di kawasan ini. Sejak lama kawasan Glodok menjadi tempat favorit berbelanja kebutuhan Imlek.
Mulai dari aksesori, pakaian, makanan, hingga perlengkapan sembahyang di wihara tersedia. Lampion berbagai ukuran dan hiasan bunga mei hua menghiasi Jalan Petak Sembilan, salah satu ruas jalan terkenal di kawasan tersebut.
Saat ini kelinci menjadi hiasan utama berbagai aksesori dan pakaian karena tahun ini adalah Tahun Kelinci. Kaus merah dengan kelinci warna putih di bagian depan berkibar-kibar tertiup angin, seolah mengundang orang untuk membeli. Warna merah ini melambangkan semangat, kegembiraan, dan kebaikan yang akan mengantar pada nasib baik.
”Sudah sejak sebulan terakhir orang mulai berburu pernik-pernik Imlek. Perkantoran sudah memborong mulai awal Januari,” kata Elis Susiana, pemilik toko Ceria Uniq di Petak Sembilan.
Selain lampion dan pohon mei hua, pedagang juga menjual kartu ucapan dan angpau (amplop merah) dengan beragam desain.
Di sepanjang jalan itu pedagang juga menggelar beragam jenis bahan makanan khas Imlek, seperti kue keranjang, teripang, katak, dan ikan bandeng. Hampir semua keluarga keturunan Tionghoa akan membeli bandeng sebelum Imlek. Menurut kepercayaan mereka, ikan adalah lambang rezeki.
Ada sebuah peribahasa nian nian you yu, artinya setiap tahun ada rezeki. Bunyi kata yu, yang artinya rezeki, sama dengan kata yu yang artinya ikan. Selain itu, jika makan ikan, selalu tersisa tulang. Mereka berharap, dengan menyantap ikan, rezeki mereka di tahun baru akan bersisa (berlebih).
Tidak ada ketentuan untuk membuat penganan khusus dari bandeng ini. Jadi, bandeng bisa dimasak bumbu kuning, dipindang, atau juga dipresto.
Di China daratan, ikan bandeng tidak menjadi ketentuan. Mereka bisa memasak jenis ikan apa saja, yang penting berupa ikan.
Berbagai macam buah juga dijajakan di berbagai tempat. Pisang raja, jeruk, manggis, srikaya, nanas, dan delima diyakini sebagai lambang kerukunan, kemakmuran, dan kebahagiaan.
Hidangan istimewa siap pula disajikan untuk merayakan Imlek. Gurame tahu tausi adalah salah satunya. Dalam mitologi China kuno, ikan melambangkan kelimpahan. Menurut legenda, ikan gurame mampu berenang melawan arus dan melompati pintu Gerbang Naga serta berhasil menjadi naga.
Sajian samseng dibuat dari ikan bandeng, ayam/bebek, dan babi. Ketiga makanan ini melambangkan air, udara, dan daratan.
Tidak hanya bahan makanan yang diserbu pembeli. Barang perlengkapan rumah tangga, seperti panci, piring, seprai, handuk, dan sebagainya juga laris diborong. Warga Tionghoa yang masih merayakan Imlek percaya dengan segala perlengkapan baru mereka seperti memulai hidup baru. Diharapkan segala kemalangan dan kesulitan yang terjadi pada tahun lalu tidak akan terulang kembali.
Tak hanya aksesori dan hidangan, wihara pun berhias menyambut Imlek. Di Wihara Dharma Bhakti di Petak Sembilan, pelataran di dalam dan di luar wihara telah dibersihkan. Begitu juga Wihara Dhanagun di Jalan Suryakancana, Kota Bogor, siap menyambut Imlek.
Susan, salah satu pengurus wihara menuturkan, Jumat (28/1), merupakan ritual pokok bersih wihara, yaitu membalik abu persembahyangan. Lalu, semua barang yang ada di wihara, kecuali rumpang (patung dewa atau orang suci penjaga wihara), akan digosok atau dibersihkan. (FRO/ARN/RTS)
Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Wihara Dhanagun Sambut Imlek

Wihara Dhanagun Sambut Imlek
Penulis: Ratih P Sudarsono | Editor: I Made Asdhiana
Sabtu, 29 Januari 2011 | 15:12 WIB
Dibaca: 342
KOMPAS/RATIH P SUDARSONOMenyambut Imlek tanggal 2 Februari, sekitar 30 warga Bogor melaksanakan tradisi bersih-bersih Vihara Dhanagun di Jalan Suryakancana, Kota Bogor, Sabtu (29/1/2011).
BOGOR, KOMPAS.com - Menyambut Imlek yang jatuh tanggal 2 Februari, sekitar 30 warga Bogor melaksanakan tradisi bersih-bersih Wihara Dhanagun di Jalan Suryakancana, Kota Bogor, Sabtu (29/1/2011). Sekitar 50 rumphang dibersihkan atau dimandikan, termasuk meja altar dan lemari-lemari tempat rumpang diletakkan atau dipajang.
Ketua Pengurus Ritual Wihara Dhanagun, Frenkie Sibbald menjelaskan, membersihkan rumphang dan wihara adalah tradisi Wihara Dhanagun dalam menyambut tahun baru Imlek. "Pada saat imlek nanti wihara sudah bersih. Ini juga maksudnya, kita harus bersih saat menyambut tahun baru," katanya.
Rumphang atau patung dewa dan orang suci di Wihara Dhanagun ada sekitar 50 buah. Rumphang terbuat dari kayu, kuningan, atau porselen. Tampilan wajah rumpang, mulai dari berwajah rupawan dengan senyum manis hingga angker dan garang.
Di antara koleksi rumphang itu ada yang berusia ratusan tahun dan rumphang tersebut hanya ada di Wihara Dhanagun. Wihara itu sendiri sudah ada sejak tahun1862.
Frenkie Sibbald menjelaskan, Wihara Dhanagun adalah wihara Buddha Mahayana di bawah naungan Sangha Agung Indonesia. Perayaan imlek tidak ada kaitannya dengan ritual peribadatan Buddha Mahayana.
Imlek itu adalah perayaan tahun baru kalender China dan secara tradisi dirayakan oleh orang China atau keturunan Tionghoa. "Pada saat perayaan tahun baru itu, sebagaimana perayaan tahun baru lainnya, dilangsungkan secara meriah. Saat itu juga merupakan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dan bersilaturahmi dengan sanak saudara serta teman dan tetangga," katanya.
Menurut Frenkie, siapa pun orang China dan keturunan Tionghoa biasanya secara tradisi menyelenggarakan perayaan ini dan melaksanakan ibadah tahun baru, sesuai agama atau kepercayaannya masing-masing.
"Kalau yang agamanya Kristen, ya ibadahnya ke gereja. Yang Islam, ke masjid. Kalau yang Buddha, Tao, dan Kong Hu Cu ke wihara atau kelenteng. Jadi melakukan peribadatan tanda syukur dan gembira menyambut tahun baru, sesuai agama masing-masing," tutur Frenkie.
Perayaan atau libur tahun baru, lanjutnya, biasanya selama dua minggu. Perayaan ditutup dengan dengan pesta pada tanggal 15, yang disebut Cap Go Meh. Cap Go Meh adalah belasteran dari kata cap go (artinya 15) dan meh dari singkatan meriah. Di luar Indonesia pesta tanggal 15 itu populer dengan istilah Yen Siau Cie.
Pada Cap Go Meh nanti, tidak ada pesta besar-besaran sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Arak-arakan rumphang diiringi puluhan rombongan kesenian barongsai dan lainnya ditiadakan. Tradisi menggotong dan mengarak rumpang, hanya akan dilaksanakan halaman wihara, tidak diarak sampai ke Jalan Suyakancana.
"Kami tidak menyelenggarakan pesta atau arak-arakan karena kami menilai, tidak pantas kita berpesta di situasi Indonesia yang masih prihatin karena banyak bencana. Tanda gembira dan bersyukur kami menyambut tahun baru, selain beribadah, juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bakti sosial saja," ungkap Frenkie Sibbald.
Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Penipuan Lewat SMS Marak

Modus
Penipuan Lewat SMS Marak
Editor: Hertanto Soebijoto
Selasa, 25 Januari 2011 | 10:24 WIB
Dibaca: 11101
KOMPAS IMAGES/FIKRI HIDAYATIlustrasi
JAKARTA, KOMPAS.com - Penipuan berkedok undian berhadiah marak. Modusnya, pelaku mengirimkan pesan singkat berupa kabar bahwa pemilik nomor telepon seluler memenangi undian. Korban diperdaya sehingga mentransfer uang ke rekening pelaku.
Herry (65), warga Jalan Cempaka Putih Barat 24, Jakarta Pusat, tertipu undian semacam itu. Pada 12 November 2010, dia menerima pesan singkat dari nomor 0838898686825 yang mengabarkan bahwa dia memenangi undian berhadiah yang diadakan salah satu operator seluler. Herry tidak mencurigai adanya perbedaan penyelenggara undian dan nomor telepon yang digunakan.
Korban menghubungi nomor operator 021-30940999. Lewat sambungan telepon, pelaku menginstruksikan agar Herry ke ATM supaya bisa mengirimkan hadiah berupa uang tunai Rp 10 juta. Pensiunan pegawai negeri itu berharap bisa mendapatkan tambahan uang seperti yang dijanjikan sehingga bergegas mendatangi ATM Bank Mandiri di RS PGI Cikini.
Di ATM, Herry dipandu pelaku untuk mentransfer uang ke nomor rekening Bank Mandiri 102-000-5490633 atas nama Dodi Setiawan. Uang senilai Rp 899.899 yang ada di rekening korban akhirnya raib.
Korban segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Menteng. Polisi meminta pengelola bank memblokir rekening itu.
Buka blokir
Akhir pekan lalu ada dua orang yang berusaha membuka rekening yang diblokir itu.
”Dua pelaku, yakni MS (28) dan IR (28), menghubungi bank bersangkutan untuk membuka rekening yang diblokir itu. Mereka mengupayakan pembukaan rekening dari Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Mereka dibekuk petugas setempat dan dikirim ke Jakarta,” ucap Kapolsek Menteng Ajun Komisaris Besar Djuwito Purnomo, Senin (24/1/2011).
Di Jakarta, polisi mengembangkan kasus itu dan membekuk AJ (30) yang memerintahkan MS dan IR untuk membuka rekening yang diblokir.
Polisi menangkap AJ di Ciputat. Dari AJ, polisi menangkap UK (30) yang ditengarai sebagai otak penipuan ini. UK ditangkap Minggu (23/1/2011) pukul 23.30 di Ciledug, Kota Tangerang. Hingga Senin, polisi juga memeriksa empat saksi dalam kasus itu.
Purnomo memperkirakan, penipuan itu berlangsung lama karena pelaku memiliki banyak kekayaan dari penipuan itu. Namun, tidak semua korban melaporkan kasusnya ke polisi.
”Di rekening yang kami blokir, ada uang Rp 45 juta. Diperkirakan uang itu adalah hasil penipuan. Biasanya pelaku menguras habis saldo rekening korban,” ujar Purnomo.
Selain uang di rekening itu, sejumlah benda, seperti sepeda motor dan kulkas juga ada di rumah pelaku di kawasan Ciledug. Dari keterangan pelaku, barang-barang tersebut dibeli dari hasil penipuan.
Selanjutnya, polisi menyita dua telepon seluler berikut dua kartu, serta dua buku tabungan yang diduga dipakai untuk menerima uang hasil transfer dari para korban.
Purnomo menambahkan, polisi masih menyelidiki Dodi Setiawan yang menjadi pemilik rekening itu. Dia juga berharap masyarakat berhati-hati jika mendapatkan pesan singkat berupa pemberitahuan sebagai pemenang undian. (ART)