Warga Sulawesi Tengah Diminta Siaga Satu Hadapi Malaria
SABTU, 04 DESEMBER 2010 | 10:46 WIB
TEMPO/Subekti
TEMPO Interaktif, Palu - Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah meminta warga di wilayah itu untuk siaga satu menghadapi serangan penyakit Malaria yang kini makin merebak akibat perubahan cuaca. "Pengalaman kita tiap Desember hingga Januari tahun depan, penyakit Malaria dan demam berdarah merupakan bulan-bulan yang sibuk menghadap penyakit tersebut,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah Abdullah DHSM, Sabtu (4/12).
Dia mengatakan, pihaknya mengantisipasi merebaknya penyakit malaria dengan terus mensosialisasi kepada masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS). "Pola hidup bersih dan sehat ini dapat menghindarkan kita dari potensi terkena penyakit," katanya.
Gerakan Menutup Menguras dan Mengubur ( 3M) yakni menutup dan menguras tempat penampungan air secara berkala, dan mengubur barang-barang yang berpotensi bisa menjadi sarang nyamuk, terus dilakukan.
Upaya pencegahan lainnya yakni fogging atau pengasapan. "Namun yang lebih penting, menguras dan membersihkan genangan air sedangkan fogging sebaiknya malam hari ketika nyamuk tidak berkeliaran," ujarnya.
Dia mengatakan, nyamuk penyebab chikungunya, aedes aegepti, berkembang sangat pesat. Hanya membutuhkan 0,25 cc atau setara dengan satu sendok teh air untuk bertelur dan berkembang biak. Satu nyamuk bisa berkembang biak menjadi 100 dalam jangka waktu yang relatif singkat yaitu satu bulan.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya menyarankan penggunaan kelambu anti-malaria kepada masyarakat untuk terhindar dari serangan malaria dan demam berdarah. Kelambu anti-malaria adalah kelambu yang bahannya mengandung insektisida sehingga tidak disukai nyamuk penyebab malaria dan demam berdarah. “Kelambu anti-malaria bisa dibeli di apotek dengan harga yang terjangkau,” ujar Abdullah.
Darlis
Dia mengatakan, pihaknya mengantisipasi merebaknya penyakit malaria dengan terus mensosialisasi kepada masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS). "Pola hidup bersih dan sehat ini dapat menghindarkan kita dari potensi terkena penyakit," katanya.
Gerakan Menutup Menguras dan Mengubur ( 3M) yakni menutup dan menguras tempat penampungan air secara berkala, dan mengubur barang-barang yang berpotensi bisa menjadi sarang nyamuk, terus dilakukan.
Upaya pencegahan lainnya yakni fogging atau pengasapan. "Namun yang lebih penting, menguras dan membersihkan genangan air sedangkan fogging sebaiknya malam hari ketika nyamuk tidak berkeliaran," ujarnya.
Dia mengatakan, nyamuk penyebab chikungunya, aedes aegepti, berkembang sangat pesat. Hanya membutuhkan 0,25 cc atau setara dengan satu sendok teh air untuk bertelur dan berkembang biak. Satu nyamuk bisa berkembang biak menjadi 100 dalam jangka waktu yang relatif singkat yaitu satu bulan.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya menyarankan penggunaan kelambu anti-malaria kepada masyarakat untuk terhindar dari serangan malaria dan demam berdarah. Kelambu anti-malaria adalah kelambu yang bahannya mengandung insektisida sehingga tidak disukai nyamuk penyebab malaria dan demam berdarah. “Kelambu anti-malaria bisa dibeli di apotek dengan harga yang terjangkau,” ujar Abdullah.
Darlis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar